Ilmu Tajwid

Mengapa seorang muslim dan muslimat, wajib mampu membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar menurut aturan Bahasa Arab maupun ilmu Tajwid?
Pertanyaan seperti itu bagi sebagian pihak mungkin agak berlebihan, tapi sebenarnya, hal tersebut seharusnya menjadi renungan untuk kita. Apakah kita sudah dapat membaca dengan baik dan benar atau fasih? Bila belum, maka ibadah yang di dalamnya ada rukun atau wajib untuk membaca ayat atau surah Al-Qur'an, seperti ibadah salat, boleh jadi menjadi tidak sah/batal. Apalagi, bila kesalahan membaca tersebut dilakukan oleh Imam salat misalnya. Oleh sebab itu sudah seharusnya mulai sekarang mau tidak mau kita harus belajar Al-Qur'an; dari mulai cara membaca, memahami, dan sekaligus mengamalkan isi dan kandungannya.
Dari 'Utsman, Rasulullah bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)
Hendaknya Al-Qur'an juga dibaca sesuai dengan tata cara membacanya (jelas atau samar, dengung, qalqalah, panjang pendeknya huruf, kapan waqaf/berhenti, kapan terus dan sebagainya).
Rasulullah bersabda,
Dari 'Abdullah bin Mas'ud sesungguhnya Abu Bakar, Umar menyaksikan bahwa Rasulullah bersabda, "Siapa ingin membaca Al-Qur'an dengan merdu sebagaimana ketika diturunkan, hendaklah ia membacanya menurut bacaan Ibni Ummi 'Abdi ('Abdullah bin Mas'ud)." (HR. Ahmad, Ibn Majah dan Hakim. Hadis ini Sahih menurut Syarat Sahihain)
'Abdullah bin Mas'ud mengajarkan seseorang membaca Al-Qur'an, orang itu membaca "Innama as-Sadaqatu Li Al-Fuqara' wa Al-Masakin," dengan pendek (seperti orang berbicara). Ibn Mas'ud pun berkata, "Rasulullah tidak seperti itu membacakannya kepadaku." Orang itu bertanya lagi, "Bagaimana Rasulullah membacakannya kepadamu, wahai Abu 'Abdurrahman?" Maka Ibn Mas'ud membaca ayat itu, "Innama as-Sadaqatu Li Al-Fuqara' wa Al-Masakin," dengan memanjangkan mad-nya. (Hadis Hasan dengan Sanad terpercaya/tsiqah diriwayatkan oleh At-Tabarani dalam kitab Al-Mu'jam Al-Kubra)
Meskipun sudah menguasai bahasa Arab, ia tetap dilarang membaca Al-Qur'an tanpa mengikuti kaidah ilmu tajwid. Di samping itu, hendaknya dibaca dengan suara yang bagus, tidak asal bunyi dan tidak asal membaca seperti orang berbicara.
Al-Qur'an adalah kitab suci dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang mempunyai banyak keistimewaan, di antaranya adalah:
KEISTIMEWAAN TILAWAH
Keistimewaan tilawah atau bacaan seharusnya dapat mendorong umat Islam untuk gemar membaca Al-Qur'an, karena kebaikan dan fadilahnya sangat besar, sebagaimana hadis Rasulullah,
Aku mendengar dari 'Abdullah bin Mas'ud berkata, "Barang siapa membaca satu huruf dari bacaan Al-Qur'an, maka baginya ada kebaikan sebanyak sepuluh kebaikan, aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, tapi Alif satu huruf dan Lam satu huruf dan Mim satu huruf." (HR. At-Tirmidzi, ia mengatakan hadis Hasan Sahih)
KEISTIMEWAAN TADABUR
Tadabur berasal dari kata dabbara yang berarti menyiapkan diri, merencanakan, mengorganisasi, mengatur dan untuk mencapai. Al-Qur'an akan menjadi tenaga penggerak bagi manusia untuk mencapai kemajuan, kebaikan dan dalam mencapai cita-cita, bagi yang mau membaca, memahami dan menadaburkan makna yang terkandung dalam setiap ayat-ayatnya.
"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. Asy-Syura: 52)
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka memerhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang berakal. (QS. Sad: 29)
KEISTIMEWAAN HIFZ
Hifz berasal dari kata hafazha yang berarti menjaga atau mengingat. Pada hakikatnya Al-Qur'an memang harus dibaca, dipahami, dan dihafal sebagai tanda bahwa orang-orang itu diberi ilmu oleh Allah. Firman-Nya,
Sebenarnya Al-Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (QS. Al-'Ankabut: 49)
Maksud ayat tersebut adalah bahwa ayat-ayat Al-Qur'an itu terpelihara dalam dada dengan dihafal oelh banyak kaum muslimin turun temurun dan dipahami oleh mereka, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat mengubahnya.
Sumber: Buku Ketika Lautan Menjadi Tinta; Membuka Pintu Rahmat dengan Membaca Al-Qur'an.
Posting Komentar untuk "Ilmu Tajwid"
Posting Komentar